Tuesday, February 5, 2019

Makalah Tentang Manejemen Kelas Lengkap


BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Guru dituntut memiliki kemampuan mengelola komponen-komponen pembelajaran, yang dapat membuat suasana proses belajar mengajar efektif.  Ketertiban dalam proses belajar mengajar  didambakan  oleh setiap para pendidik dan peserta didik, untuk itu guru harus mampu merubah suasana kelas yang dapat membuat siswa  dalam proses belajar bersemangat,  mempunyai tantangan dan berkeleluasaan.
Seorang guru idealnya menguasai teknik-teknik pengelolaan kelas. Guru yang dapat menerapkan prinsip kehangatan dan keantusiasan dalam proses belajar mengajar akan lebih disenangi oleh para peserta didik. Selain itu guru harus dapat menerapkan prinsip tantangan dalam proses belajar sebagai bahan motivasi bagi siswa untuk belajar lebih giat.
Inti kegiatan suatu sekolah atau kelas adalah proses belajar mengajar (PBM). Kualitas belajar siswa serta para lulusan banyak ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan PBM tersebut atau dengan kata lain banyak ditentukan oleh fungsi dan peran guru. Pada dewasa ini masih banyak permasalahan yang berkaitan dengan PBM. Seringkali muncul berbagai keluhan atau kritikan para siswa, orang tua siswa ataupun guru berkaitan dengan pelaksanaan PBM tersebut. Keluhan-keluhan itu sebenarnya tidak perlu terjadi atau setidak-tidaknya dapat diminimalisasikan, apabila semua pihak dapat berperan, terutama guru sebagai pengelola kelas dalam fungsi yang tepat.
Sementara ini pemahaman mengenai pengelolaan kelas nampaknya masih keliru. Seringkali pengelolaan kelas dipahami sebagai pengaturan ruangan kelas yang berkaitan dengan sarana seperti tempat duduk, lemari buku, dan alat-alat mengajar. Padahal pengaturan sarana belajar mengajar di kelas hanyalah sebagian kecil saja, yang terutama adalah pengkondisian kelas, artinya bagaimana guru merencanakan, mengatur, melakukan berbagai kegiatan di kelas, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dan berhasil dengan baik.
Sejauh pengamatan penulis jarang sekali ada sekolah di Indonesia yang melaksanakan pengelolaan kelas dengan tepat, meskipun Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) sudah memberikan dan mensosialisasikan pengelolaan kelas yang seharusnya dilakukan. Depdiknas pernah melakukan  pelatihan bagi guru dan kepala sekolah mengenai pengelolaan kelas, namun hasilnya belum terlihat secara nyata dalam pengelolaan kelas.
Dalam pengelolaan kelas ada dua subjek yang memegang peranan yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengelola, sebagai pemimpin mempunyai peranan yang lebih dominan dari siswa. Motivasi kerja guru dan gaya kepemimpinan guru merupakan komponen yang akan ikut menentukan sejauhmana keberhasilan guru dalam mengelola kelas. Namun pada kenyataannya tidak semua guru mempunyai keterampilan kelas yang memadai dalam proses belajar mengajar. Banyak di antaranya yang melaksanakan proses belajar mengajar apa adanya saja. Proses belajar mengajar hanya berupa penyampaian informasi dari guru kepada perserta didik. Terkadang guru tidak memperhatikan hal-hal yang menunjang terlaksanakanya proses belajar mengajar dengan baik dan efesien. Misalnya dengan tidak pernah menciptakan keakraban dengan siswa, mengabaikan prinsip bervariasi belajar dan sebagainya.

1.2         Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan dalam makalah ini sebagai berikut :
1.      Pengertian Pengelolaan
2.      Pengertian Manajemen
3.      Pengertian Kelas
4.      Pengertian Pengelolaan Kelas
5.      Pentingnya pengelolaan kelas
6.      Tujuan pengelolaan kelas

1.3         Tujuan
Makalah inu bertujuan untuk :
1.      Mengetahui Pengertian Pengelolaan
2.      Mengetahui Pengertian Manajemen
3.      Mengetahui Pengertian Kelas
4.      Mengetahui Pengertian Pengelolaan Kelas
5.      Mengetahui Pentingnya pengelolaan kelas
6.      Mengetahui Tujuan pengelolaan kelas



BAB II
PEMBAHASAN

2.1              Pengertian Pengelolaan
Pengelolaan berasal dari kata kelola, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia  Kontemporer  karangan  Peter Salim dan Yenny Salim (2002, hal. 695), berarti memimpin, mengendalikan, mengatur, dan mengusahakan supaya lebih baik, lebih maju dan sebagianya serta bertanggung jawab atas pekerjaan tertentu. Pengelolaan adalah proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan (Peter Salim dan Yenny Salim, 2002:534)
Menurut  Soewarno Handayaningrat (1997:9) pengelolaan juga bisa diartikan penyelenggaraan suatu kegiatan. Pengelolaan bisa diartikan manajemen, yaitu suatu proses kegiatan yang di mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan-penggunaan sumber daya  sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan.
Menurut T.Hani Handoko, (1997:8) pengelolaan adalah proses yang membantu merumuskan suatu kebijakan dan tujuan organisasi atau proses yang memberikan pengawasan pada suatu yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan.
Pengelolaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan organisasi dalam rangka penertiban, pemeliharaan, pengaturan secara sistematika sumber-sumber yang ada dalam organisasi. Pengelolaan merupakan tindakan pengusahakan pengorganisasian sumber-sumber yang ada dalam organisasi dengan tujuan agar sumber-sumber tersebut dapat bermanfaat untuk kepentingan organisasi. Dengan demikian pengelolaan senantiasa berhubungan dengan seluruh elemen yang terdapat di dalam suatu organisasi, seperti pengelolaan berkaitan dengan personal, administrasi, ketatausahaan, peralatan ataupun prasarana yang ada di dalam organisasi. Pengelolaan bidang keuangan/dana, bidang sumber daya manusia, bidang pemasaran dan lainnya (Depdikbud, 1995/1996 : 1-2).
Pengelolaan suatu sistem yang efektif untuk menginventarisasi semua usaha-usaha organisasi dalam mengoptimalkan tujuan hendak di capai. Sistem  manajemen yang teratur dengan tepat akan meningkatkan kualitas-kualitas sumber daya yang terdapat di dalam organisasi. Berdasarkan beberapa pendapat di atas pengelolaan tidak akan terlepas dari kegiatan sumber daya manusia yang ada dalam suatu kantor atau instansi, pengelolaan kegiatan ketatausahaan pada perguruan tinggi swasta merupakan hal yang pokok dalam menjalan aktivitas perguruan tinggi antara lain : memberikan  pelayanan terhadap kegiatan yang berhubungan dengan perguruan tinggi baik secara internal maupun eksternal, menyusun program kerja ketatausahaan, melaksanakan kegiatan pengelolaan keuangan/dana perguruan tinggi sesuai dengan petunjuk atau pedoman dan peraturan yang berlaku untuk mencapai tujuan. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut diperlukan sumber daya manusia yang punya kemampuan, dedikasi kerja yang baik dan mengerti dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing agar tujuan dari perguruan tinggi tercapai.

2.2              Pengertian Manajemen
Secara umum pengertian manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dan pengunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya. Manajemen memiliki kegiatan memimpin, mengatur, mengelola, mengendalikan, dan mengembangkan.
Manajemen dapat dikatakan sebagai seni. Manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui kerja sama dengan orang lain. Seni manajemen terdiri dari kemampuan untuk melihat totalitas di bagian-bagian yang terpisah dari suatu kesatuan gambaran tentang visi. Seni manajemen mencakup kemampuan komunikasi visi tersebut. Aspek-aspek perencanaan kepemimpinan, komunikasi dan pengambilan keputusan mengenai unsur manusia tentang cara menggunakan pendekatan manajemen seni.


Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli
Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan yang secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja sama untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Berikut beberapa definisi manajemen yang dikemukakan oleh para ahli yaitu :
1.      Manullang : Pengertian manajemen menurut Manullang adalah seni dan ilmu pencatatan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, pengawasan terhadap sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.      John D. Millet : Menurut John. D. Millet yang berpendapat dalam bukunya yang berjudul Managemen in the public service bahwa pengertian manajemen adalah proses dalam memberikan arahan pekerjaan kepada orang-orang dalam suatu organisasi guna mencapai tujuan.
3.      Harold Koontz dan Cyrill O' Donnel : Pengertian manajemen menurut Harold Koontz dan Cyrill O'Donnel dalam bukunya The Principles of Management yang mendefinisikan pengertian manajemen bahwa manajemen adalah cara untuk mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan yang lain.
4.      George R. Terry : Pengertian manajemen menurut George R. Terry bahwa dalam bukunya ThePrinciples of Management yang mengemukakan bahwa pengertian manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan kegiatan orang lain.
5.      Henry Fayol : Menurut Henry Fayol, bahwa pengertian manajemen dalam bukunya General Industrial Management bahwa manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan sumber daya manusia dan menggandakan pengendalian dalam rangka mencapai tujuan.
  

2.3              Pengertian Kelas
Pengertian  umum mengenai kelas, yaitu sekelompok siswa pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Sementara, kelas menurut pengertian umum dapat dibedakan atas dua pandangan, yaitu pandangan dari segi fisik dan pandangan dari segi siswa.  Nawawi  memandang kelas dari dua sudut,  (a) Kelas dalam arti sempit yaitu, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam pengertian ini, mengandung sifat statis karena sekedar menunjuk pengelompokan siswa menurut tingkat perkembangannya, antara lain berdasarkan pada batas umur kronologis masing-masing. (b) Kelas dalam arti luas yaitu suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.
Sementara itu, menurut Hamalik ”kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat pengajaran dari guru” . Sedangkan  menurut Ahmad (1995:1) “kelas ialah ruangan belajar dan atau rombongan belajar”. Sulaeman (2009) mengartikan bahwa kelas dalam arti umum menunjukkan kepada pengertian sekelompok siswa yang ada pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dan dari guru yang sama pula. Kelas dalam arti luas merupakan bagian dari masyarakat kecil yang sebagian adalah suatu masyarakat sekolah yang sebagian suatu kesatuan di organisasi menjadi unit kerja secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan.
Menurut Hamiseno (2009) kelas adalah ruangan yang digunakan untuk proses belajar mengajar yang efektif dan menguntungkan serta dapat memotivasi  siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan. Kelas merupakan taman belajar bagi siswa. Kelas adalah tempat bagi para siswa untuk tumbuh dan berkembangnya potensi  intelektual dan omosional. Mengingat kelas hendaknya dimanajemen sedemikian rupa sehingga benar-benar merupakan belajar yang nyaman dan menyenangkan. Sedangkan syarat-syarat kelas yang baik (a) rapi,bersih,sehat, tidak lembab, (b) cukup cahaya yang meneranginya, (c) sirkulasi udara cukup, (d) perabot dalam keadaan baik,cukup jumlah dan ditata dengan  rapi, dan (e) jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang.

2.4              Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelolaan itu sendiri akar katanya adalah “kelola”, ditambah awalan “pe” dan akhiran “an”. Istilah lain dari pengelolaan adalah “manajemen”. Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa Inggris, yaitu management yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan.(Djamarah 2006:175). “Pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan”Dekdibud (dalam Rachman 1997:11). Pengelolaan dalam pengertian umum menurut Arikunto (dalam Djamarah 2006:175) adalah pengadministrasian pengaturan atau penataan suatu kegiatan.
Menurut Hamalik (dalam Djamarah 2006:175) ”kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat pengajaran dari guru” sedangkan menurut Ahmad (1995:1) “kelas ialah ruangan belajar dan atau rombongan belajar”
Hadari Nawawi memandang kelas dari dua sudut, yaitu:
1.      Kelas dalam arti sempit yakni, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam pengertian tradisional ini mengandung sifat statis karena sekadar menunjuk pengelompokan siswa menurut tingkat perkembangan yang antara lain didasarkan pada batas umur kronologis masing-masing.
2.      Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan merupakan bagian dari masyarakat sekolah yang sebagai suatu kesatuan diorganisasi menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan (Djamarah2006:176)
Ahmad (1995:1) menyatakan “Pengelolaan kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan.” Pengelolaan kelas merupakan usaha sadar, untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada persiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi/kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan, waktu, sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai.
Sedangkan menurut Made Pidarta (dalam Djamarah, 2005:172) “Pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi kelas.” Guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara sistem atau organisasi kelas. Sehingga anak didik dapat memanfaatkan kemampuannya, bakat, dan energinya pada tugas-tugas individual. Sudirman (dalam Djamarah 2006:172)” Pengelolaan kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas.”kelas mempunyai peranan dan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses interaksiedukatif, agar memberikan dorongan dan rangsangan terhadap anak didik untuk belajar, kelas harus dikelola sebaik-baiknya oleh guru.
“Pengelolaan kelas merupakan ketrampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.” (Mulyasa 2006:91). Sedangkan menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006:177) ”Pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas.” Ditambahkan lagi oleh Nawawi (dalam Djamarah 2006:177) ”Manajemen atau pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegitan-kegiatan yang kreatif dan terarah .” Arikunto (dalam Djamarah 2006:177) juga berpendapat “ bahwa penelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agardicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar yang seperti diharapkan.” Pengelolaan dapat dilihat dari dua segi, yaitu pengelolaan yang menyangkut siswa dan pengelolaan fisik (ruangan, perabot, alat pelajaran).
Berdasar pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis yang mengarah pada penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi atau kondisi proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai.

2.5              Pentingnya Pengelolaan Kelas
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotorik) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan mengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desai pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memadai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.
Maka oleh karena itu, demi tercapainya pembelajaran yang efektif salah satunya adalah pengaturan pengelolaan kelas. Jika hal tersebut dilakukan dengan baik maka Kegiatan Belajar mengajar ( KBM ) akan dapat menyenangkan dan motivasi belajar siswapun akan meningkat.

2.6              Tujuan Pengelolaan Kelas
Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual di dalam kelas. Fasilitas yang disediakan memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplai, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa ( Sudirman N, 1991, 311 ). Tujuan lainnya adalah mengantarkan anak didik dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari tidak berilmu menjadi berilmu.

Menurut Ahmad ( 1995 : 2 ), tujuan pengelolaan kelas adalah :
1.      Mewujudkan situasi dan kondisi kelas
2.      Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar-mengajar.
3.      Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar.
4.      Membina dan membimbing sesuia dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, serta sifat-sifat individu.

Pengelolaan dan pembelajaran dapat dibedakan tetapi memiliki fungsi sama. Pengelolaan penekanannya pada aspek pengaturan (management). Sementara pembelajaran (instruction) penekanannya pada aspek mengelola atau memproses materi pembelajaran. Kedua hal ini memiliki tujuan yang sama yaitu tujuan pembelajaran.
  
BAB III
PENUTUP

3.1              Simpulan
Pengelolaan adalah proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan. Manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dan pengunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya. Kelas menurut pengertian umum dapat dibedakan atas dua pandangan, yaitu pandangan dari segi fisik dan pandangan dari segi siswa.

3.2              Saran
Apa yang kita bayangkan dalam pengelolaan kelas dapat menjadi tindakan nyata ketika berdiri di depan kelas untuk memulai proses belajar mengajar. Mengelola kelas dengan baik menjadikan suasana belajar mengajar  terasa menjadi kondusif dan menyenangkan, baik bagi murid maupun guru.
  

DAFTAR PUSTAKA

Abbudin Nata, (2003), Manajemen Pendidikan, Jakarta: Kencana.

Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati, (2001), Ilmu Pendidikan, :Jakarta: Rineka Cipta
           
Ivor .K. Davies, (1985), Pengelolaan Belajar, Jakarta: CV Rajawali.

Peter Salim & Yeni Salim, (1991), Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English

Sodik.A . Kuncoro, Dkk, (1981), Pendidikan Ditinjau Kembali, Jogjakarta: CV Nur Cahaya

Sotjipto Rapli Kosasi, (1999), Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta.

Surya Subrata, (1990), Dasar-Dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta. 

Udin. S. Winata Putra, (2002), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:  Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Usman, Moh. Uzer. (1996). Menjadi guru profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya.

No comments:

Proposal Pembangunan Laboratorium SMP yang Benar

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Guna mendukung tercapainya Standar Pendidikan Nasional serta terwujudnya Program Wajar ...