BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Masalah
Kebudayaan sangat erat
hubungannya dengan masyarakat. Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi
tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat
abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan
oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda
yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Kebudayaan yang berkembang di
Indoneisa pada tahap awal diyakini berasal dari India. Pengaruh itu diduga
mulai masuk pada awal abad masehi. Apabila kita membandingkan peninggalan
sejarah yang ada di Indonesia akan ditemukan kemiripan itu. Sebelum kenal
dengan kebudayaan India, bangunan yang kita miliki masih sangat sederhana. Saat
itu belum dikenal arsitektur bangunan seperti candi atau keraton. Tata kota di
pusat kerajaan juga dipengaruhi kebudayaan hindu. Demikian pula dalam hal
kebudayaan yang lain seperti peribadatan dan kesastraan.
Candi Prambanan merupakan salah
satu peninggalan agama hindu yang ada di Jawa Tengah. Sedangkan Borobudur
adalah merupakan candi peninggalan agama budha. Agama hindu dan budha masuk di
berbagai tempat di Indonesia melalui berbagai jalur, antara lain pendidikan,
perdagangan, dan lain-lain. Agama budha berkembang lebih dahulu, bahkan untuk
beberapa waktu, Indonesia (sriwijaya) pernah menjadi pusat pendidikan dan
pengetahuan agama budha yang bertaraf internasional.
Di mulainya masa islam setelah mundurnya kejayaan islam oleh
dinasti abbasiyah, islam pun berkembang dan tersebar ke seluruh penjuru negeri
sampai ke nusantara. Perkembangan tersebut sangat ekstrem ketika masuk ke
nusantara dikarenakan berbagai corak agama yang sangat melekat pada setiap suku
di sana. Di antaranya sebagaimana contoh ketika masuknya islam ke daerah Demak
telah mengakibatkan kemunduran kerajaan majapahit. Hal tersebut terjadi, karena
budaya yang berbeda dengan agama yang dianut kerajaan majapahit sebelumnya yang
pada mulanya adalah Hindu dan Budha. Sehingga mengakibatkan hilangnya
kepercayaan dari mayoritas penduduk yang masih teguh dengan kepercayaan mereka.
Walupun tak sedikit dari golongan mereka yang akhirnya dengan berfikir rasional
mereka menemukan bahwa islam merupakan agama yang patut di akui.
Kebudayaan eropa sudah
memoderenisasi segala aspek. Bangsa eropa masuk ke indonesia sudah dari zaman
dulu saat bangsa barat menguasai indonesia. Kebudayaan eropa yang masuk ke
indonesia menimbulkan pengaruh bagi masyarakat indonesia dan unsur kebudayaan
lokal yang ada di indonesia. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan
menyangkut berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan
menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem kebudayaan masyarakat. Begitu
cepatnya pengaruh budaya asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya
(culture shock), yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mampu menahan
berbagai pengaruh kebudayaan yang datang dari luar sehingga terjadi
ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Adanya
penyerapan unsur budaya luar yang di lakukan secara cepat dan tidak melalui
suatu proses internalisasi yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya
ketimpangan antara wujud yang di tampilkan dan nilai-nilai yang menjadi
landasannya atau yang biasa disebut ketimpangan budaya.
1.2
Rumusan masalah
Adapun rumusan
masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. jelaskan pengaruh
agama dan kebudayaan hindu,budha, islam di indonesia?
2. jelaskan pengaruh
agama dan kebudayaan eropa di indonesia?
3. jelaskan sikap terbuka tapi
selektif terhadap pengaruh kebudayaan luar terhadap kebudayaan indonesia?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah :
1. Menjelaskan pengaruh agama dan kebudayaan
hindhu, budha, islam di indonesia.
2. Menjelaskan
pengaruh agama dan kebudayaan eropa di indonesia.
3. Menjelaskan sikap terbuka tapi selektif terhadap
pengaruh kebudayaan luar terhadap kebudayaan indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengaruh Agama dan Kebudayaan Hindu, Budha, Islam di Indonesia
2.1.1
Respon masyarakat Indonesia tehadap masuknya agama Hindu-Budha di Indonesia
Secara umum, akulturasi diartikan sebagai proses perpaduan antara dua
kebudayaan atau lebih, sehingga melahirkan bentuk kebudayaan baru. Akan tetapi,
unsur-unsur penting dari masing-masing kebudayaan (baik kebudayaan lama maupun
kebudayaan yang datang berikutnya) masih terlihat. Dengan demikian, proses
alkulturasi akan terjadi apabila masing-masing kebudayaan yang saling berpadu
itu seimbang.
Terlepas dari berbagai
macam teori yang muncul tentang penyebaran agama Hindu-Budha ke Indonesia,
tidak semua pengaruh budaya India ditiru oleh masyarakat Indonesia. Hal ini
dikarenakan masyarakat Indonesia telah memiliki Local Genius yaitu
kemampuan masyarakat Indonesia untuk menyaring dan mengolah budaya asing yang
masuk dan disesuaikan dengan kepribadian bangsa indonesia.
Masuknya pengaruh
kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia juga telah melahirkan alkulturasi antara
kebudayaan Hindu-budha dengan kebudayaan indonesia asli. Hal ini terjadi antara
kebudayaan Hindu-Budha dengan kebudayaan Indonesia asli, sama-sama kuat.
2.1.2 Pengaruh agama dan kebudayaan Hindu-Budhaterhadap
masyarakat Indonesia
Datangnya agama Hindu
dan Buddha ke Indonesia membawa pengaruh terhadap semua aspek kehidupan bangsa
Indonesia, yakni terjadinya perubahan- perubahan menurut pola hindu buddha.
Perubahan-perubahan tersebut mencakup bidang:
1. Agama
Ketika
memasuki zaman sejarah, mesyarakat indonesia menganut kepercayaan animisme dan
dinamisme, masyarakat mulai menerima kepercayaan baru, yaitu agama Hindhu-Budha
sejk berinterksi dengan orang-orang india. Meskipun demikian, kepercayaan asli
tidak hilng akibat bergeser oleh agama Hindhu dan Budha. Budaya beru tersebut
membawa perubahan pada kehidupan keagamaan, misalnya dalam hal tata cara krama,
upacara-upacara pemujaan dan bentuk tempat peribadahan.
2. Pemerintahan
Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh orang-orang India. Dalam
sistem ini kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan
wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk
kekuasaan kerajaan. Oleh karena itu lahir kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha
seperti Sriwijaya, Singasari, Mataram Kuno, Kutai, Tarumanegara, dan lain-lain.
Sistem pemerintahan mengikuti pola dari India yaitu kerajaan, dimana kekuasaan
dipegang oleh raja dan bersifat turun temurun. Pergantian kekuasaan berdasarkan
keturunan.
Setelah masuknya pengaruh Hindu-Buddha, tata pemerintahan disesuaikan dengan
sistem kepala pemerintahan yang berkembang di India. Seorang kepala pemerintahan bukan lagi seorang
kepala suku, melainkan seorang raja, yang memerintah wilayah kerajaannya secara
turun-temurun (Bukan lagi ditentukan oleh kemampuan, melainkan oleh keturunan)
3. Arsitektur dan Seni Budaya
Pengaruh Hindhu Buddha dalam bidang seni dan budaya dapat dilihat dari
penyelenggaraan upacara keagamaan seperti : seni tari, seni sastra, sesaji, dan
arsitektur pada bangunan candi dan seni relief. Salah satu tradsi megalitikum
adalah punden berudak. Tradisi tersebut berpadu dengan budaya India yang
mengilhami perbuatan bangunan candi. Jika kita memperhatikan candi borobudur,
akan terlihat bahwa bangunannya beberbentuk limas yang berundak-undak. Hal ini
menjadi bukti adanya paduan budaya India-Indonesia.
4.
Bahasa dan Ilmu Pengetahuan
Kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia meninggalkan beberapa prasasti
besar berhuruf pallawa dan berbahasa Sanskerta. Di kenalnya sistem pengetahuan
yaitu seperti huruf pallawa dan bahasa Sansekerta menjadi pembuka jalan bagi
perkembangan ilmu dan pengetahuan. Para Brahmana berperan sebagai rohaniawan
sekaligus ilmuwan.
5. sastra
Berkembangnya pengaruh India di Indonesia membawa kemajuan besar dalam
bidang sastra. Bahasa Sanskerta sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan
sastra Indonesia. Prasasti-prasasti awal menunjukkan pengaruh Hindu-Buddha di
Indonesia, seperti yang ditemukan di Kalimantan Timur, Sriwijaya, Jawa Barat,
Jawa Tengah. Prasasti itu ditulis dalam bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa.
Karya sastra terkenal yang mereka bawa adalah kitab Ramayan dan Mahabarata.
Adanya kitab-kitab itu memacu para pujangga Indonesia untuk menghasilkan karya
sendiri.
6. Bidang Sosial
Sebelum masuk
pengaruh Hindhu dan Buddha, stratifikasi sosial didasarkan pada profesi. Namun
setelah masuk pengaruh Hindhu dan Buddha, sistem stratifikasi mengikuti pola
dari india yaitu pembagian masyarakat berdasarkan sistem kasta.
7. Kalender
Diadopsinya sistem kalender atau penanggalan India di Indonesia merupakan
wujud dari akulturasi, yaitu dengan penggunaan tahun Saka. Di samping itu, juga
ditemukan Candra Sangkala atau kronogram dalam usaha memperingati peristiwa
dengan tahun atau kalender Saka. Candra Sangkala adalah angka huruf berupa
susunan kalimat atau gambaran kata. Bila berupa gambar harus dapat diartikan ke
dalam bentuk kalimat.
8. Seni Rupa/Seni Lukis
Unsur seni rupa atau seni lukis India telah masuk ke
Indonesia. Hal ini terbukti dengan telah ditemukannya area Buddha berlanggam
Gandara di kotaBangun, Kutai. Juga patung Buddha berlanggam Amarawati
ditemu-kan di Sikendeng (Sulawesi Selatan). Seni rupa India pada Candi
Borobudur ada pada relief-relief ceritera Sang Buddha Gautama. Relief pada
Candi Borobudur pada umumnya lebih menunjukkan suasana alam Indonesia, terlihat
dengan adanya lukisan rumah panggung dan hiasan burung merpati. Di samping itu,
juga terdapat hiasan perahu bercadik. Lukisan-lukisan tersebut merupakan
lukisan asli Indonesia, karena lukisan seperti itu tidak pernah ditemukan pada
candi-candi yang ada di India. Juga relief Candi Prambanan yang memuat ceritera
Ramayana.
2.1.3
Pengaruh agama dan kebudayaan islam di indonesia
Penyebaran budaya Islam di Indonesia
berlangsung secara damai dan evolutif. Islam berkembang lewat perantaraan
bahasa Arab. Kontak awal Islam dengan kepulauan nusantara mayoritas berlangsung
di pesisir pantai, khususnya melalui aktivitas perdagangan antara penduduk lokal
dengan para pedagang Persia, Arab, dan Gujarat (India).
1. Huruf, Bahasa, dan Nama-Nama Arab
kata
Arab—kebanyakan diambil dari kata-kata yang ada dalam Al-Quran—banyak yang
dipakai sebagai nama orang, tempat, lembaga, atau kosakata (kata benda, kerja, dan
sifat) yang telah diindonesikan, contohnya: nisa (perempuan), rahmat, berkah
(barokah), rezeki (rizki), kitab, ibadah, sejarah (syajaratun) , dan masih
banyak lagi.
2. Bangunan Fisik (Arsitektur)
Contoh
arsitektur klasik yang berpengaruh terhadap arsitektur Islam adalah atap
tumpang yaitu atap tersusun, dua jenis pintu gerbang keagamaan, gerbang
berbelah dan gerbang berkusen, serta bermacam unsur hiasan seperti hiasan kaya
yang terbuat dari gerabah untuk puncak atap rumah..
3. Kesusastraan
Karya-karya sastra
bercorak Islam yang ditulis di Indonesia, terutama Sumatera dan Jawa, awalnya
merupakan gubahan atas karya-karya sastra klasik dan Hindu-Buddha. Cara ini
ditempuh agar masyarakat pribumi tak terlalu kaget akan ajaran Islam.
Selanjutnya, tema-tema
yang ada mulai bernuansa Islami seperti kisah atau cerita para nabi dan rasul,
sahabat Nabi, pahlawan-pahlawan Islam, hingga raja-raja Sumatera dan Jawa.
4. Seni Rupa dan Kaligrafi
Seni kaligrafi adalah
seni menulis aksara indah yang merupakan kata atau kalimat. Dalam Islam,
biasanya kaligrafi berwujud gambar binatang atau manusia (tapi hanya Bentuk
siluetnya saja). Ada pula, seni kaligrafi yang tidak berbentuk makhluk hidup,
melainkan hanya rangkaian aksara yang diperindah. Teks-teks dari Al-Quran merupakan
tema yang sering dituangkan dalam seni kaligrafi ini.
5. Seni Tari dan Musik
Kebudayaan Islam sebelum masuk ke wilayah Indonesia telah dahulu bercampur
dengan kebudayaan lain, misalnya kebudayaan Afrika Utara, Persia, anak Benua
India, dan lain-lain. Dan telah menjadi hukum alam, bahwa setiap tarian
memerlukan iringan musik. Begitu pula seni tari Islami, selalu diiringi alunan
musik sebagai penyemangat sekaligus sebagai sarana perenungan.
6. Seni Busana
Dalam agama Islam, ada
jenis pakaian tertentu yang menunjukkan identitas umat Islam. Jenis pakaian
tersebut adalah sarung, baju koko, kopeah, kerudung, jilbab, dan sebagainya.
2.2
Pengaruh Agama dan Kebudayaan Eropa di Indonesia
Kedatangan
bangsa eropa ke wilayah indonesia mulai terjadi sekitar pada abad
ke-14,kedatangan bangsa eropa pada mulanya bermaksud untuk mencari rempah
rempah dan sutera yang mahal jika di jual di eropa.
Sekitar tahun 1500 masehi aktifitas perdagangan
antar negara mulai berkembang menjadi hubungan dagangan internasional antara
eropa,asia barat,asia selatan,asia tenggara an asia timur.aktifitas tersebut
makin ramai setelah di bukanya jalur pelayaran yang menghubungkan eropa,asia
barat,asia selatan,asia tenggara dan asia timur.dalam kegiatan pelayaran dan
perdagangan tersebut,selain terjadi hubungan antar negara,masuk pula pengaruh
unsur unsur kebudayaan asing terutama dari eropa ke negara negara asia,khususnya
indonesia
Kedatangan bangsa Eropa
ke Indonesia membawa pengaruh yang sangat banyak bahkan sampai saat ini masih
ada dan masih diterapkan di Indonesia. Berikut beberapa contoh pengaruh yang
dibawa oleh bangsa Eropa yang dapat dilihat dari bebrerapa segi. Diantaranya
dapat dilihat dari :
1. Bentuk Bangunan
Peninggalan budaya
Belanda yang masih ada dan membudaya adalah rumah tinggal .Seperti diketahui,
orang-orang Belanda kebanyakan tinggal di sentra-sentra kegiatan ekonomi di
mana tanah dan material bangunannya cukup mahal. Sebab itu, banyak orang
Belanda mengkonstruksi ruko (rumah sekaligus toko). Ruko ini pun marak dipakai
oleh penduduk Tionghoa di kota-kota Indonesia. Di masa sekarang, bentuk “ruko”
ini cukup banyak bertebaran, terutama di kota-kota besar. Umumnya, gedung
perkantoran Belanda di Indonesia dibangun bergaya Yunani-Romawi Kuno. Cirinya
adalah bangunannya besar-besar, pilar besar dan tinggi di bagian depan, hiasan
doria dan ionia dari Yunani.
Selain
itu,bangunan Museum Fatahillah Jakarta merupakan wujud akulturasi dari
kebudayaan yang dibawa oleh bangsa-bangsa Eropa ketika menjajah Indonesia.
2. Pemukiman Warga
Selain bangunan, orang
Eropa yang pernah menjajah Indonesia juga mendirikan semacam pemukiman. Ini
misalnya Tugu di Jakarta Utara di mana orang Portugis dan turunannya
menggabungkan diri. Juga di Depok, Jawa Barat di mana orang Belanda beranak
pinak. Kendati kini sudah menipis jumlahnya, dari wilayah tersebut dikenal
beberapa budaya semisal musik Kroncong Tugu sebagai bentuk seni musik Portugis.
Masyarakat kampung Tugu lokasinya di daerah Semper, Koja, Jakarta Utara hingga
kini masih dapat ditemui.
3. Kosa Kata
Beberapa kosa kata
Indonesia diambil dari bahasa Portugis. Kosa kata ini misalnya biola (viola),
meja (mesa), mentega (manteiga), pesiar (passear), pigura (figura), pita
(fita), sepatu (sapato), serdadu (soldado), cerutu (charuto), tolol (tolo),
jendela (janela), algojo (algoz), bangku (banco), bantal (avental), bendera
(bandeira), bolu (balo), boneka (boneca),dan masih banyak lagi.
4. Agama
Masuknya bangsa Eropa
ke Indonesia juga berdampak pada keanekaragaman sistem kepercayaan, bangsa
Eropa menyebarkan agama Kristen di Indonesia yang sampai saat ini kita bisa
lihat perkembangan Agama Kristen Katolik dan Protestan masih ada di Indonesia.
Kita bisa lihat pada kepercayaan yang dianut oleh orang-orang Maluku yang
mayoritas penduduknya beragama Kristen.
5. Pendidikan
Terdapat pengaruh Barat
tertentu yang terus membekas di dalam struktur kebudayaan Indonesia hingga
kini. Misalnya sistem pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu komponen
nonmaterial kebudayaan yang punya peran signifikan dalam melestarikan suatu
budaya.
Sekolah, sebagai basis
proses pendidikan formal Indonesia saat ini, merupakan wujud nyata membekasnya
pengaruh Belanda. Peserta didik dibagi ke dalam lokal-lokal menurut rombongan
belajar, di setiap kelas peserta didik duduk dalam beberapa banjar menghadap ke
depan, dan guru berdiri di muka kelas selaku narasumber utama belajar. Ini
serupa dengan struktur kelas di dalam gereja sejak masa skolastik Eropa.
Ciri umum sistem
pendidikan Belanda adalah pembagian jenjang pendidikan berdasarkan tahun.
Misalnya suatu jenjang pendidikan dasar ditempuh selama lima atau enam tahun
dan lanjutannya selama tiga tahun. Selain itu, terdapat prasyarat usia sebelum
seorang peserta didik dimasukkan ke jenjang pendidikan tertentu.
6. Kesenian
Victor Ganap menyatakan
musik keroncong berasal dari musik Portugis abad ke-16 yang disebut fado,
berasal dari istilah Latin yang berarti nasib. Musik ini tadinya populer di
lingkungan perkotaan Portugis (sekarang Portugal).
2.3 Bersikap
Terbuka tapi Selektif Terhadap Pengaruh Kebudayaan Luar Terhadap Kebudayaan
Indonesia
2.3.1 Kebudayaan Asing di Indonesia.
Kebudayaan asing yang masuk akibat
era globalisasi (perluasan cara-cara sosial antar benua), ke Indonedia turut
mengubah perilaku dan kebudayaan Indonesia, baik itu kebudayaan nasional maupun
kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di Indonesia. Dalam hal ini sering
terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia untuk beradaptasi dengan baik
terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke
barat-baratan (westernisasi).
Hal tersebut terlihat dengan
seringnya orang-orang terutama remaja Indonesia keluar-masuk pub, diskotik dan
tempat hiburan malam lainnya, dengan berbagai perilaku menyimpang yang
menyertainya dan sering melahirkan komunitas tersendiri terutama di kota-kota
besar dan metropolitan.
2.3.2 Pengaruh Budaya Asing di Indonesia
Dari sekian banyak budaya asing yang
masuk ke Indonesia, diantaranya adalah budaya barat. Barat, sesuai namanya,
merupakan produk perkembangan di bilangan barat dunia yang menekankan
individualitas dan kebebasan. Sementara Indonesia merupakan bagian bangsa timur
yang menghendaki harmoni, komando, dan kolektivitas.
Bangsa Barat yang memberikan
pengaruh cukup membekas adalah Portugis dan Belanda. Terutama Belanda, budaya
bangsa-bangsa ini sebagiannya telah terserap dan masuk ke dalam struktur budaya
bangsa Indonesia.
Sesungguhnya, terdapat sejumlah
pengaruh “Barat” yang hingga kini terus membekas di dalam struktur kebudayaan
Indonesia. Utamanya di dalam sistem pendidikan Indonesia. Pendidikan merupakan
salah satu komponen nonmaterial kebudayaan yang punya peran signifikan dalam
melestarikan suatu budaya. Selain pendidikan, mekanisme administratif
pemerintahan negara barat yang pernah menjajah Indonesia, yaitu Belanda juga
punya pengaruh tersendiri dalam pembentukan sistem sosial (politik) Indonesia.
Sedangkan sekarang ini,
kebiasaan-kebiasaan orang barat yang telah membudaya hampir dapat kita saksikan
setiap hari melalui media elektronik dan cetak yang celakanya kebudayaan orang-orang
barat tersebut yang sifatnya negatif dan cenderung merusak serta melanggar
norma-norma ketimuran kita sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita
terutama para remaja yang menginginkan kebebasan seperti orang-rang barat.
Contoh kebudayaan-kebudayaan barat
tersebut dapat kita lihat dari cara mereka berpakaian dan mode, film, sampai
pada pergaulan dengan lawan jenis.
2.3.3 Dampak Kebudayaan Asing di Indonesia
Kehadiran globalisasi tentunya
membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh
tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif.
Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik,
ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai-nilai
nasionalisme terhadap bangsa.
1. Dampak
Positif
· Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat
yang semula irasional menjadi rasional.
· Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah
dalam beraktivitas dan mendorong untuk
berpikir lebih maju.
· Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi
alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha
mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2.Dampak
Negatif
·
Pola
Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat
membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu
masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang
ada.
·
Sikap
Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan
teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah
makhluk sosial.
·
Gaya
Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan
cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan
bebas remaja, remaja lebih menyukai dance dan lagu barat dibandingkan tarian
dari Indonesia dan lagu-lagu Indonesia, dan lainnya. Hal ini terjadi karena
kita sebagai penerus bangsa tidak bangga terhadap sesutu milik bangsa.
·
Kesenjangan
Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan
individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial. Kesenjangan social menyebabkan adanya jarak antara si kaya dan si
miskin sehingga sangat mungkin bias merusak kebhinekaan dan ketunggalikaan
Bangsa Indonesia.
2.3.4 Mempertahankan Kebudayaan Indonesia
karakteristik masyarakat Indonesia yang
dikenal sebagai masyarakat yang ramah dan sopan santun kini mulai pudar sejak
masuknya budaya asing ke Indonesia yang tidak bisa diseleksi dengan baik oleh
masyarakat Indonesia.
Maka, dalam hal ini pemerintah memiliki
peranan penting untuk mempertahankan nilai-nilai kebudayaan Indonesia dalam
kehidupan masyarakatnya karena nilai-nilai kebudayaan dari leluhur merupakan
filosofi hidup pada tiap daerahnya meskipun tanpa bantuan teknologi. Nilai-nilai budaya tersebut bukan berarti mengharuskan kita untuk
bersikap tertutup terhadap budaya asing, namun nilai dan makna filosofi
kebudayaan Indonesia harus dijadikan sebagai sumber inspirasi dan kreatifitas.
Berikut ini adalah beberapa cara
mempertahankan kebudayaan Indonesia agar tidak terpengaruh oleh kebudayaan
asing yang bersifat negatif :
Usaha-usaha yang harus
kita lakukan dalam menghadapi era globalisasi ini adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai
filter budaya asing yang bersifat negatif.
2. Peningkatan penghayatan dan pengamalan Pancasila untuk memperkukuh
persatuan dan kesatuan bangsa
3. Menghayati dan mengintensifkan pembelajaran budaya tradisional yang
bernilai luhur agar tidak musnah diganti oleh kebudayaan asing.
4. Meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan agar dapat memilih mana yang baik dan benar bagi masyarakat.
Karena itu, tidak semua kebudayaan asing baik dan cocok untuk diterapkan pada
masyarakat Indonesia.
5. meningkatkan pendidikan adalah upaya meningkatkan kualitas diri agar dapat
bersaing dengan bangsa lain baik dalam mencari lapangan kerja di dalam negeri
maupun di luar negeri.
6. Meningkatkan kualitas produk dalam negeri agar dapat bersaing merebut pasar
local, nasional, dan internasional.
7. Meningkatkan penguasaan teknologi di segala bidang agar kita tidak
bergantung pada bangsa lain, mandiri, dan percaya pada diri sendiri.
8. Menumbuhkan kinerja yang berwawasan luas dan beretos kerja tinggi.
9. Menumbuhkan dinamika yang terbuka dan tanggap tehadap unsure-unsur pembaharuan
Dengan begitu masayarakat dapat
bertindak bijaksana dalam menentukan sikap agar jatidiri serta kepribadian
bangsa tidak luntur karena adanya budaya asing yang masuk ke Indonesia
khususnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
1. Datangnya agam Hindu, budha dan islam ke indonesia membawa
pengaruh terhadap semua aspek kehidupan bangsa Indonesia, yakni terjadinya
perubahan-perubahan menurut pola hindhu, buddha, dan islam.
2. Bangsa indonesia dalam mengikuti arus globalisasi terkadang dapat
melunturkan jati diri bangsa yang begitu kental sebagai bangsa yang menjunjung
adab ketimuran yang sangat baik. Tapi bangsa indonesia tidak menutup diri bagi
budaya asing yang masuk ke indonesia tanpa melunturkan jati diri dan
kepribadiaan bangsa indonesia. karena terkadang globalisasi dapat menjadikan
bangsa semakin kreatif tanpa meninggalkan adap bangsanya.
3.Setiap kebudayaan yang mempengaruhi suatu daerah atau suatu
negara dapat memberikan dampak yang baik terhadap negara tersebut dan juga memberikan
dampak yang buruk, tergantung dari cara kita dalam menerima kebudayaan itu.
3.2 saran
Agar kebudayaan indonesia dn
kebudayaan asing dapat berkesinambungan dengan baik, yakni tanpa merusak
nilai-nilai budayaan indonesia, maka bangsa indonesia sendiri harus benar-benar
pintar dalam menyikapi dan menyeleksi budaya asing yang masuk ke indonesia.
Sebagai
generasi muda hendaknya dapat berperilaku yang selektif terhadap pengaruh
globalisasi sesuai dengan nilai-nilai agama yang dianut dan adat kebiasaan di negeri
sesuai dan dapat memilah kebudayaan asing patut dicontoh dan yang tidak patut
dicontoh. Serta menanamkan nilai-nilai pancasila dan melaksanakan ajaran agama
dengan sebaik-baiknya. Dan jangan lupa memiliki semangat nasionalisme yang
tangguh, seperti mencintai produk dalam negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Sukadi. 2002. IPS
Sejarah untuk SLTP kelas 1. Jakarta : Ganeca Exact
Hartini, Dwi. 2007.Masuknya
Pengaruh Islam di Indonesia. Jakarta : Pdf. Adobe Reader.
Sh.
Musthofa, Suryandari, Tutik Mulyati. 2009. Sejarah 2 : Untuk SMA/ MA Kelas XI
Program Bahasa. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
http://izalewat.weebly.com/history/pengaruh-agama-dan-kebudayaan-hindu-budha-di-indonesia. diunduh pada tanggal 26
september 2017
No comments:
Post a Comment