Tuesday, February 5, 2019

Makalah Tentang Belajar Menurut Pandangan Behaviorisme Lengkap


BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Belajar merupakan kegiatan seseorang untuk melakukan aktifitas belajar. Menurut Piaget belajar adalah aktifitas anak bila ia berinteraksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya. Menurut pandangan psikologi behavioristik merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang yang telah selesai melakukan proses belajar akan menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini yang penting dalam belajar adalah input yang berupa stimulus  dan output yang berupa respon.
Jika ditinjau dari konsep atau teori, teori behavioristik ini tentu berbeda dengan teori yang lain. Hal ini  dapat kita lihat dalam pembelajaran sehari-hari dikelas. Ada berbagai asumsi atau pandangan yang muncul tentang teori behavioristik. Teori behavioristik memandang bahwa belajar adalah mengubah tingkah laku siswa dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan tugas guru adalah mengontrol stimulus dan lingkungan belajar agar perubahan mendekati tujuan yang diinginkan, dan guru pemberi hadiah siswa yang telah mampu memperlihatkan perubahan bermakna sedangkan hukuman diberikan kepada siswa yang tidak mampu memperlihatkan perubahan makna.
Oleh karenanya, dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran kelompok  kami menyusun makalah teori belajar menurut aliran behaviorisme yang juga dilatar belakangi oleh rasa ingin tahu kami yang ingin mengetahui lebih lanjut lagi tentang teori behaviorisme dan diharapkan tidak lagi muncul asumsi yang keliru tentang  pendekatan behaviorisme tersebut, sehingga pembaca memang benar-benar mengerti apa dan bagimana pendekatan behaviorisme.

1.2         Rumusan Masalah
Adapun rumusan-rumusan masalahnya, yaitu :
1.      Apa pengertian belajar menurut pandangan behaviorisme?
2.      Siapa saja tokoh pengikut aliran teori belajar?
3.      Apa contoh kasus belajar yang berpijak pada teori belajar behaviorisme?
4.      Apa bentuk-bentuk pembelajaran pada teori belajar behaviolisme?



1.3         Tujuan
Tujuan dari rumusan masalah yang telah dibuat, yaitu :
  1. 1.      Mengetahui pengertian belajar menurut pandangan behaviorisme
  2. 2.      Mengetahui tokoh pengikut aliran teori belajar
  3. 3.      Mengetahui kasus belajar yang berpijak pada teori belajar behaviorisme
  4. 4.      Mengetahui bentuk-bentuk pembelajaran pada teori belajar behaviolisme

BAB II
PEMBAHASAN

2.1              Pengertian belajar menurut pandangan behaviorisme
Menurut teori behaviorisme, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Sesorang dianggap telah belajar sesuatu apabila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.
Teori belajar behaviorisme adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gagne dan Barliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Menurut teori ini, si dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada belajara, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pembelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan yang menimbulkan perilaku reaktif berdasarkan hukum-hukum mekanistik.

2.2              Tokoh pengikut aliran teori belajar
2.2.1        Teori belajar Edward Lee Thordndike ( 1874 1949)
Teoti beljar behavioristik menekankan proses belajar sebagai perubahan relatip permanen pada prilaku yang di sebabkan oleh ,sakit, setres  emosional, atau kematangan tidak dapat di sebut sebagai belajar. Thorndika mengemukakan, belajar merupakan peristiwa terbentuk nya asosia asosia antara peristiwa yang di sebut stimulus (s) dengan respon (r). Stimulus adalah suatu perubabahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk menaktifkan organisme untuk beraksi atau brbuat sedangkan respon adalah sembarang tingkah laku yang di muncul kan karena adanya perangsang. Stimulus dapat berupa sesuatu yang merangsang trjadinya kegiatan belajar seperti perasaan maupun pikiran dan hal lain yang dapat di tangkap melalui panca indra. Respon adalah aksi yang di timbulkan dari pelajar ketika dalam proses belajar yang bisa juga berupa perasaan pikiran atau gerakan. Bila asosiasi terbentuk utuh, setiap waktu bila seorang siswa di hadapkan pada situasi maka ia pastiakan menunjukan respon tertentu.
            Teori thorndike di sebut “trial and error learning atau selcting and connecting learning” yaitu suatu upaya mencoba berbagai respon untuk mencapai stimulus  meski berkali kali mengalami kagagalan.
1.        Eksperimen thorndike
Eksperimen kucing lapar yang di masukan dalam sangkar (pujle box) diketahui bahwa agar tecapai hubungan antara stimulus dan respon perlu adanya kemampuan untuk memilih respon yang tepat serta melalui usaha usaha atau percobaan (trials) dan kegagalan-kegagalan (error) terlebih dahulu. Bentuk paling dasar dari belajar adalah “trial and error learning atau selcting and connecting learning” dan berlangsung menurut hukum-hukum tertentu. Teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike ini sering disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori asosiasi.
2.        Hasil Eksperimen
Dari percobaan ini Thorndike menemukan hukum-hukum belajar utama/primer, sebagai berikut :
·           Hukum persiapan
Yaitu semakin siap suatu organisme memperoleh suatu perubahan tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat. Prinsip pertama teori koneksionisme adalah belajar suatu kegiatan yang membentuk asosiasi antara kesan panca indera dengan kecenderungan bertindak.
3.        Aplikasi Teori Behavioristik terhadap pembelajaran siswa
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penerapan teori behavioristik adalah ciri-ciri kuat mendasarinya, yaitu:
·           Mementingkan pengaruh lingkungan
·           Mementingkan peranan reaksi
·           Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respon
·           Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya
·           Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan
·           Hasil belajar yang dicapai adalah menculnya perilaku yang diinginkan
Langkah umum yang dapat dilakukan guru dalam menerapkan behaviorisme dalam proses pembelajaran, adalah :
·         Mengidentifikasi tujuan pembelajaran
·         Melakukan analisis pembelajaran
·         Mengidentifikasi karakteristik dan kemampuan awal pembelajaran
·         Menentukan indikator-indikator keberhasilan belajar
·         Mengembangkan bahan ajar
·         Mengembangkan strategi pembelajaran
·         Mengamati stimulus yang mungkin dapat diberikan
·         Mengamati dan menganalisis respons pembelajar
·         Memberikan penguatan baik positif maupun negetif
·         Merevisi kegiatan pembelajaran
Implementasi teori behavioristik dalam pembelajaran dapat dideskripsikan sebagai berikut:
·         Pembelajaran adalah upaya alih pengetahuan dari guru kepada siswa
·         Tujuan pembelajaran lebih ditekankan pada bagaimana menambah pengetahuan
·         Strategi pembelajaran lebih ditekankan pada perolehan ketrampilan yang terisolasi dengan akumulasi fakta yang berbasis pada logika linier
·         Pembelajaran mengikuti aturan kurikulum secara ketat dan belah lebih ditekankan pada ketrampilan mengungkapkan kembali apa yang dipelajari.
·         Kegagalan dalam belajar atau ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum dan keberhasilan atau kemampuan dikategorikan sebagai bentuk yang pantas diberi hadiah.
·         Evaluasi lebih ditekankan pada respons pasif melalui sistem paper and pencil test dan menuntut hanya ada satu jawaban yang benar. Dengan demikian, evaluasi lebih ditekankan pada hasil dan bukan pada proses atau sistesis antara keduanya.

2.2.2   Teori Belajar Ivan Petrovich Pavlon (1849-1936)
Teori classic cinditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah teori yang ditemukan Pavlov melalui percobaan terhadap anjing, dimana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan. Eksperimen-eksperimen yang dilakukan Pavlov dan ahli tampaknya sangat terpengaruh pandangan behaviorisme, dimana gejala-gejala kejiwaan seseorang dilihat dari perilakunya.
Pavlov berpendapat, bahwa kelenjar-kelenjar yang lainpun dapat dilatih. Bectrev, murid Pavlov menggunakan prinsip-prinsip tersebut dilakukan pada manusia, yang ternyata temukan banyak reflek bersyarat yang timbul tidak disadari manusia. Adapun jalan eksperimen tentang refleks berkondisi yang dilakukan Pavlov adalah sebagai berikut : Pavlon mengunakan seekor anjing sebagai binatang percobaan. Anjing itu diikat dan dioperasi pada bagian rahangnya sedemikian rupa, sehingga tiap-tiap air liur yang keluar dapat ditampung dan diukur jumlahnya.
Kesimpulan yang didapat dari percobaan itu adalah bahwa tingkah laku sebenarnya tidak lain daripada rangkaian refleks berkondisi, yaitu refleks-refleks yang terjadi setelah adanya proses kondisioning (conditioning process) dimana reflek-reflek yang tadinya dihubungkan dengan rangsangan berkondisi.
Penemuan Pavlon yang sangat menentukan dalam sejarah psikologi adalah hasil penyelidikannya tentang refleks berkondisi (conditioned reflects). Dengan penemuannya ini, Pavlov meletakkan dasar-dasar Behaviorisme, sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi penelitian-penelitian mengenai proses belajar dan pengembangan teori-teori tentang belajar.
1.      Penerapan teori belajar Pavlov dalam pembelajaran siswa
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penerapan teori belajar menurut Pavlov adalah ciri-ciri kuat yang mendasarinya, yaitu:
·         Mementingkan pengaruh lingkungan
·         Mementingkan bagian-bagian
·         Mementingkan peranan reaksi
·         Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respon
·         Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan
·         Hasil belajar yang dicapai adlah munculnya perilaku yang diinginkan.

2.      Kelebihan dan kekurangan teori belajar Pavlov
Adapun kelebihan dan kelebahan teori belajar Pavlov sebagai berikut.
a.       Kelebihan
·         Cocok diterapkan di kelas bawah
·         Cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktik dan pembiasaan
·         Metode efektif untuk menertibkan siswa
b.      Kekurangan
·         Guru sebagai sentral dan bersikap otoriter
·         Komunikasi berlangsung satu arah
·         Guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari murid
·         Murid dipandang pasif dan perlu motivasi dari luar
·         Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru
·         Hafalan dipandang sebagai cara belajar yang efektif

2.2.3   Teori Belajar John Broades Watson
Watson dikenal sebagai ilmuwan yang banya melakukan penyelidikan tentang psikologi binatang. Pada tahun 1908 ia menjadi profesor dalam psikologi eksperimenal dan psikologi komparatif di John Hopkins University di Baltimore dan sekaligus menjadi direktur laboratorium psikologi di universitas tersebut.
Peran Watson dalam pendidikan juga cukup penting. Ia menekankan pentingnya pendidikan dalam pengembangan tingkahlaku. Ia percaya bahwa dengan menberikan kondisioning tertentu dalam proses pendidikan, maka akan dapat membuat seorang anak mempunyai sisfat-sifat tertentu. Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksu harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur.
1.      Pandangan Utama Watson
Psikologi adalah cabang eksperimental dari natural science. Posisinya setara dengan ilmu kimia dan fisika sehingga introspeksi tidak punya tempat di dalamnya. Sejauh ini psikologi gagal dalam usahany membuktikan jati diri sebagai natural science.
2.      Teori dan konsep Behaviorisme dari Watson
Teori belajar S-R (stimulus-respon) yang langsung ini disebut juga dengan koneksionisme menurut Thorndike dan behaviorisme menurut Watson, namun dalam perkembangan besarnya koneksionisme juga dikenal dengan psikologi behavioristik.
Teori perubahan perilaku (belajar) dalam kelompok behaviorisme ini memandang manusia sebagai produk lingkungan. Segala perilaku manusia sebagian besar akibat pengaruh lingkungan sekitarnya. Belajar dalam teori behaviorisme ini selanjutnya dikatakan sebagai hubungan langsung antara stimulus yang datang dari luar dan respon yang ditampilkan oleh individu.

2.3         Kasus belajar yang berpijak pada teori belajar behaviorisme
Di sebuah desa tradisional terdapat sekolah SD yang memiliki banyak murid, dalam suatu pembelajarn dikelas seorang guru melihat bahwa kemampuan anak-anak didiknya belum dapat berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik dalam belajar. Sehingga mereka tidak dapat belajar dengan maksimal karena sering terjadi perkelahian dan hal-hal nakal lain yang mereka anggap bahwa siapa yang telah menertawakan dan mengejek adalah musuh sehingga didalam kelas mereka terus rebut dan tidak dapat mengendalikan situasi didalam kelas. Hal tersebut membuat sang guru perlu merasa perlu melakukan perubahan agar komunikasi dan kerjasama diantara siswa mampu tercipta dan menjadikan pembelajaran lebih aktif serta menyenangkan.

2.4         Bentuk-bentuk pembelajaran pada teori belajar behaviorisme
Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar atau pebelajar. Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yag sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut. Pebelajar diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid.
1.      Pembelajaran langsung
Model pengajaran langsung (Direct Instruction) merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari ketrampilan dasar dan memperoleh informasi. Model pengajaran langsung (Direct Instruction) secara empirik dilandasi oleh teori belajar yang berasal dari rumpun perilaku (behavior family). Menurut teori ini, belajar bergantung pada pengalaman termasuk pemberian umpan balik dari lingkungan.
Pada tingkah laku mengajar dalam model pembelajaran langsung terdapat lima fase yang sangat penting. Guru mengawali pelajaran dengan pekerjaan tentang tujuan dan latar belakang pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk menerima penjelasan guru.
Tabel Sintaks model pembelajaran langsung
FASE-FASE
PERILAKU GURU
FASE 1
Menyampaikan tujuan dan persiapan siswa
Guru menyampaikan tujuan, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran ini, mempersiapkan siswa untuk belajar
FASE 2
Mendemonstrasikan pengetahuan atau ketrampilan
Guru mendemontrasikan ketrampilan yang benar atau menyajikan informasi tahap demi tahap
FASE 3
Membimbing pelatihan
Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal
FASE 4
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberikan umpan balik
FASE 5
Memberikan kesempatan untuk pelatihan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih komplek dan kehidupan sehari-hari.

Kelebihan dari model pembelajaran langsung, yaitu:
·         Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil
·         Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan
·         Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan konsep dan ketrampilan-ketrampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi
·         Model pembelajarn langsung yang menekankan kegiatan mendengar dan mengamati dapat membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini.

Kekurangan model pembelajaran langsung, diantaranya:
·         Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar atau ketertarikan siswa
·         Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan ketrampilan sosial dan interpesonal mereka.

   
BAB III
PENUTUP

3.1         Simpulan
Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan yang menimbulkan perilaku reaktif berdasarkan hukum-hukum mekanistik.
Tokoh-tokoh yang mengikuti aliran behaviorisme, yaitu Erwand Lee Thorndike, Ivan Petrovich Pavlov, Jons Broades Watson. Bentuk pembelajaran pada teori belajar behaviorisme diantaranya pembelajaran lansung.

3.2         Saran
Kita sebagai calon guru harusnya mampu mendidik para peserta didik kita dengan baik, dengan metode serta teori yang tepat sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Oleh karena itu pelajarilah teori-teori pembelajaran yang ada agar kita mampu menemukan kecocokan dalam metode mengajar yang tepat.


DAFTAR PUSTAKA

Lefudin. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish
Brown, Douglas. 2007. Prisip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa. Prearson Education.


No comments:

Proposal Pembangunan Laboratorium SMP yang Benar

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Guna mendukung tercapainya Standar Pendidikan Nasional serta terwujudnya Program Wajar ...